
Baru di Medan, Tempat Makan Asyik Sambil Nikmati Matahari Terbenam dari Ketinggian
Medan Sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia, Medan dikenal sebagai kota kuliner. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya tempat-tempat makan di Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Terbaru, tempat makan asyik sambil menikmati matahari terbenam hadir di Medan.
Berlokasi di Delipark Mall, Jalan Putri Hijau, Kesawan, tempat makan tersebut bernama Delica Eatry. Lokasinya berada di lantai 3A dengan mengusung konsep food court atau pujasera, yang diisi berbagai tenant makanan Indonesia, Japanese, Korean, hingga Western.
Center Director Delica, Selvyn mengatakan, alasan dihadirkannya tempat makan ini untuk menjawab tantangan dan kebutuhan kaum urban serta keluarga mengenai tempat makan yang nyaman, ikonik, dengan berbagai jenis makanan di satu tempat.
“Kita yakin, tempat ini akan menjadi ikon baru di Medan dengan spot foto yang intagramable. Di joker123 sini full halal. Masyarakat juga dapat menikmati indahnya matahari terbenam di tempat ini,” kata Selvyn saat soft opening Delica Eatery, Senin (25/10/2021).
Baca Juga :
5 Restoran Terkenal dengan Rating Terendah di Bali
Diterangkannya, bentuk area Delica dibuat khusus oleh desainer khusus dari Amerika Serikat. Konsepnya juga berbeda dari eatery pada umumnya, yaitu modern minimalis yang simpel. Saat ini ada 11 tenant yang sudah buka, dan akan terus bertambah.
“Total tenant harusnya ada 22. Sekarang buka 11, dan sebanarnya ada yang harusnya bisa buka namun menahan karena masih pandemi. Ada beberapa tenant di sini yang juga baru pertama buka di Medan,” terangnya.
Indoor dan Outdoor
Selvyn menyebut, Delica menyediakan tempat nongkrong indoor dan outdoor. Pada jam-jam tertentu, seperti pukul 18.00 WIB masyarakat juga bisa menikmati kuliner dengan suguhan suasana matahari terbenam atau sunset.
“Bagusnya, pada pukul 6 sore, cuaca bagus, bisa menikmati sunset atau matahari terbenam, karena lokasinya menghadap ke barat. Kalau awannya lagi sedikit mendung, warna emasnya itu benar-benar kelihatan, sunsetnya,” sebut Selvyn.
Tenant-tenant di Delica menyediakan makanan dan minuman ringan hingga makanan berat. Diharapkan dengan kehadiran Delica bisa menjadi tempat wisata baru, destinasi baru, untuk berkuliner dan berkumpul.
“Harapannya dengan food court konsep ini bisa membawa warna baru melalui Delipark, yang kita harapkan menjadi salah satu ikon di Kota Medan,” ucapnya.
Pandemi Covid-19
Selvyn menuturkan, Delica harusnya dibuka pada tahun 2020. Karena pandemi Covid-19, diundur dan saat ini di tengah penurunan level Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Kota Medan, dan melihat ada kesempatan, baru dibuka.
“PPKM mulai turun, dan kita juga beradaptasi mencari cara agar bisnis terus berjalan, dan meningkat,” ujarnya.
Pihaknya juga menerapkan protokol kesehatan (prokes) pencegahan penyebaran dan penularan Covid-19 secara ketat. Salah satunya membuat imbauan jaga jarak bagi setiap pengunjung.

5 Restoran Terkenal dengan Rating Terendah di Bali
Bali terkenal dengan keindahan alam dan ragam kulinernya yang menggugah selera. Dari warung lokal hingga restoran mewah, pulau ini menawarkan banyak pilihan bagi pecinta kuliner. Namun, meskipun ada banyak restoran yang terkenal dan selalu ramai, tidak semua restoran mampu memenuhi harapan pengunjung. Beberapa restoran yang populer di Bali ternyata memiliki rating rendah di berbagai platform ulasan. Berikut adalah 5 restoran terkenal dengan rating terendah di Bali.
1. Restoran Jimbaran Bay Seafood Club
Restoran Jimbaran Bay Seafood Club adalah tempat makan yang terkenal karena menawarkan hidangan seafood dengan pemandangan pantai yang indah di kawasan Jimbaran. Meskipun memiliki reputasi yang baik di kalangan wisatawan, restoran ini sering menerima rajazeus ulasan negatif terkait dengan kualitas makanan dan harga yang tidak sebanding. Banyak pengunjung mengeluhkan bahwa seafood yang disajikan tidak cukup segar dan terlalu berminyak. Selain itu, harga yang cukup mahal juga menjadi keluhan banyak pelanggan yang merasa tidak mendapatkan nilai yang sesuai dengan kualitas makanan.
2. Restoran Sarong
Sarong adalah restoran terkenal di Seminyak yang menawarkan berbagai masakan internasional dengan cita rasa yang mewah. Meskipun banyak yang menganggap Sarong sebagai restoran bergengsi, beberapa pengunjung memberikan ulasan rendah karena pelayanan yang lambat dan makanan yang terkadang tidak sesuai ekspektasi. Beberapa pengunjung mengeluhkan bahwa makanan yang disajikan tidak konsisten dalam hal rasa, dengan beberapa hidangan yang terlalu asin atau terlalu berminyak. Pengalaman makan yang tidak memuaskan ditambah dengan harga yang tinggi menjadi alasan banyak orang memberikan rating rendah pada restoran ini.
3. Restoran Naughty Nuri’s
Restoran Naughty Nuri’s dikenal dengan hidangan pork ribs yang legendaris di Ubud dan Seminyak. Meskipun restoran ini populer di kalangan wisatawan dan penduduk lokal, beberapa pengunjung mengeluhkan kualitas makanan dan pelayanan yang buruk. Banyak yang mengatakan bahwa meskipun rasanya enak, terkadang pelayanan bisa sangat lambat, dan beberapa pengunjung juga merasa harga yang dibayar terlalu mahal untuk kualitas hidangan yang disajikan. Kebersihan restoran juga menjadi sorotan, dengan beberapa pelanggan merasa bahwa tempat ini perlu perhatian lebih.
4. Restoran The Rock Bar
The Rock Bar adalah salah satu restoran dan bar terkenal di Bali, yang terkenal dengan pemandangan matahari terbenamnya yang menakjubkan. Namun, meskipun memiliki lokasi yang indah, restoran ini sering kali mendapat ulasan negatif karena harga makanan dan minuman yang sangat mahal, tidak sebanding dengan kualitas yang disajikan. Selain itu, pelayanan yang lambat dan tidak profesional menjadi masalah utama yang sering dikeluhkan oleh pengunjung. Beberapa pengunjung juga merasa bahwa restoran ini terlalu ramai dan penuh dengan turis, yang membuat pengalaman makan tidak nyaman.
5. Restoran Cafe de la Espada
Cafe de la Espada terletak di kawasan Legian dan dikenal dengan konsep santai dan menu makanan Eropa dan internasional. Meskipun menawarkan suasana yang nyaman, restoran ini mendapat banyak ulasan negatif terkait kualitas makanan yang dianggap tidak sesuai dengan harga yang ditawarkan. Banyak pelanggan yang merasa kecewa dengan porsi yang kecil dan rasa yang biasa-biasa saja, meskipun harga yang ditawarkan cukup tinggi. Pelayanan yang kurang ramah dan kurang perhatian juga menjadi alasan utama mengapa restoran ini mendapatkan rating rendah.
BACA JUGA: Dari Peking Duck hingga Hotpot: Petualangan Rasa di Restoran-Restoran China

Dari Peking Duck hingga Hotpot: Petualangan Rasa di Restoran-Restoran China
China, negara bersama peristiwa kuliner rajazeus ribuan tahun, menawarkan ragam rasa yang begitu luas dan dalam. Dari utara ke selatan, timur ke barat, tiap area punya ciri khas masakan dan budaya makan yang unik. Petualangan rasa di restoran-restoran China bukan cuma soal makanan, namun juga mengenai pengalaman budaya yang kaya dan mendalam.
Petualangan Rasa di Restoran-Restoran China
Dua ikon kuliner yang paling dikenal dunia—Peking Duck dan Hotpot—adalah pintu gerbang sempurna untuk menyadari keragaman kuliner di negara ini.
Peking Duck: Ikon Kuliner berasal berasal dari Beijing
Tidak lengkap rasanya bicara mengenai restoran di China tanpa mengatakan Peking Duck. Masakan ini berasal berasal berasal dari Beijing dan telah jadi simbol kuliner kekaisaran sejak zaman Dinasti Yuan dan Ming. Bebek yang digunakan biasanya diternak secara spesifik dan diberi makanan spesifik agar membuahkan daging yang lembut dan kulit yang renyah.
Proses memasak Peking Duck benar-benar teliti. Bebek dibersihkan, dikeringkan, dan dilapisi bersama sirup maltosa, selanjutnya digantung dan dipanggang di dalam oven batu bersuhu tinggi. Hasilnya adalah kulit bebek yang berwarna cokelat keemasan dan renyah selagi digigit. Di restoran-restoran ternama layaknya Quanjude atau Da Dong di Beijing, penyajian bebek ini jadi sebuah pertunjukan. Chef mampu memotong bebek di depan tamu, menyajikannya bersama pancake tipis, potongan daun bawang, mentimun, dan saus hoisin. Pengalaman ini bukan cuma soal rasa, namun juga keindahan presentasi dan keahlian kuliner.
Hotpot: Simbol Kebersamaan dan Variasi
Jika Peking Duck mewakili keanggunan masakan kekaisaran, maka hotpot adalah simbol keramahan dan kebersamaan. Hotpot, atau dikenal sebagai huoguo, adalah langkah makan yang benar-benar kondang di seluruh China. Setiap wilayah punya versi hotpot yang unik. Di Sichuan, hotpot dikenal bersama kuahnya yang benar-benar pedas dan punya kandungan lada Sichuan yang sebabkan lidah mati rasa. Sementara di Beijing, hotpot lebih ringan, biasanya bersama kaldu bening dan irisan daging domba.
Restoran hotpot layaknya Hai Di Lao atau Xiao Long Kan kini tidak cuma kondang di China, namun juga telah mendunia. Pengunjung mampu pilih sendiri bahan-bahan layaknya daging, seafood, sayuran, tahu, dan mi, selanjutnya merebusnya di di dalam panci kuah panas yang berada di tengah meja. Aktivitas ini sebabkan hotpot jadi makanan yang bersifat sosial, area berkumpul dan share cerita sambil nikmati makanan yang hangat dan penuh rasa.
Ragam Restoran dan Pengalaman Kuliner
Selain Peking Duck dan Hotpot, restoran-restoran di China juga menawarkan spektrum masakan regional yang benar-benar luas. Di Shanghai, restoran sering menyajikan hidangan manis dan gurih layaknya “Hong Shao Rou” (babi rebus merah). Di Guangdong, dim sum jadi andalan, di sediakan di dalam keranjang bambu kecil dan dimakan bersama teh. Sementara itu, di Xi’an, Anda mampu meraih restoran yang menyajikan mi hand-pulled dan daging kambing berbumbu khas Muslim Hui.
Restoran-restoran ini tidak cuma tidak mirip di dalam menu, namun juga di dalam suasana. Ada restoran mewah yang menyajikan masakan kekaisaran bersama presentasi megah, tersedia pula area tinggal makan kecil di gang sempit yang menyuguhkan cita rasa otentik dan harga bersahabat. Bahkan, kini banyak restoran modern di kota-kota besar China yang memadukan teknologi tinggi—seperti pemesanan melalui robot atau dapur otomatis—tanpa kurangi sentuhan tradisional di dalam rasa.
Evolusi dan Globalisasi
Restoran di China tetap berevolusi ikuti pertumbuhan zaman dan selera global. Generasi muda kini lebih terbuka bersama fusion food, yakni perpaduan pada rasa tradisional China bersama sentuhan internasional. Hal ini muncul berasal berasal dari maraknya kafe dan restoran yang menyajikan dumpling bersama isian keju, atau hotpot bersama kuah keju dan tom yum.
Namun demikian, akar tradisi selalu dijaga bersama kuat. Banyak restoran keluarga yang selalu menjaga resep turun-temurun, dan chef-chef muda yang pilih studi berasal berasal dari ahli matang tradisional sebelum selagi bereksperimen bersama tipe baru.
Penutup
BACA JUGA: Dari Cheesecake hingga Apple Pie: Tour Kuliner Dessert Khas Amerika
Petualangan rasa di restoran-restoran China adalah pengalaman yang tak terlupakan. Dari keanggunan Peking Duck yang dipersiapkan bersama penuh perhatian hingga kehangatan hotpot yang mempersatukan orang di lebih kurang meja, tiap-tiap suapan adalah perjalanan melintasi sejarah, budaya, dan inovasi. Untuk siapa pun yang mencintai makanan, menjelajahi restoran-restoran di China bukan cuma soal memuaskan perut, namun juga mengakses wawasan mampu kekayaan kuliner yang luar biasa. China bukan sekadar area makan, melainkan panggung kuliner yang megah dan dinamis. Selamat menjelajah rasa!